Bahaya Gangguan Penglihatan Pada Anak Hingga Lansia
Takut akan bahaya yang mencederai mata atau gangguan penglihatan ternyata sangat mengganggu dan resiko sampai mengalami kebutaan. Tapi hal ini dapat dicegah dengan penanganan semenjak dini atau mulai usia anak-anak. Bagaimana gangguan penglihatan yang berbahaya bagi masyarakat ?
Gangguan Penglihatan Sejak Bayi
Sebenarnya agak khawatir sewaktu Babam usia 7 hari, mamih melihat sepertinya ada gangguan pada penglihatan atau matanya. Mamih langsung memeriksakan pada dokter anak, dan Alhamdulillah hasilnya cukup melegakan. Kotoran yang terus keluar dari mata Babam suatu gejala ia mengalami alergi tertentu. Dokter menyarankan untuk memperhatikan, warna, banyaknya kotoran yang keluar, dan menimbulkan iritassi atau tidak. Setelah berselang satu hari kondisi mata Babam pulih dan sampai sekarang usia 5 tahun.
Tetapi kekhawatiran gangguan mata pada anak melainkan karena kebiasaan bermain gawai dalam posisi yang tidak tepat, seperti terlentang, tengkurap atau dalam ruangan yang gelap. Hal itu juga akan sama bahayanya bila bermain didepan laptop, atau membaca buku yang dibiasakan dengan cara yang salah. Apalagi mata merupakan hal penting dalam panca indera, jadi bila tidak ingin mengalami gangguan mata dikemudian hari hendaknya mulai memperhatikan dalam merawat kesehatan mata semenjak dini.
Fakta Gangguan Penglihatan Pada Anak Hingga Dewasa
Gangguan penglihatan atau mata pada anak akan sangat mempengaruhi kesehatan matanya saat ia dewasa nantinya, pola hidup yang sehat, pnggunaan fungsi mata dan merawat kesehatan mata memiliki pengaruh penting pada kinerja mata diusia dewasa. Kemudia pada usia lanjut, fungsi mata akan mengalami penurunan dan dikhawatirkan akan mengalami penyakit pada mata hingga kebutaan.
Berdasarkan data WHO, ada lebih dari 285 juta penduduk dunia mengalami gangguan penglihatan dan 39 juta diantaranya mengalami kebutaan, 124 juta dengan low vision serta 153 juta mengalami gangguan penglihatan karena kelainan refraksi yang tidak terkoreksi. 90% para penyandang gangguan penglihatan dan kebutaan ini hidup di negara dengan pendapatan rendah, yang jika dibiarkan begitu saja tanpa ada tindakan apapun, maka jumlah penderita gangguan penglihatan dan kebutaan ini akan membengkak menjadi dua kali lipat pada tahun 2020. Karena Indonesia juga merupakan negara yang belum maju, artinya berkembang, perlu adanya bantuan dan penaganan dari pemerintah untuk memberikan sosialisasi akan edukasi pada masyarakat dalam kesadaran menjaga kesehatan mata. Berdasarkan berbagai penelitian menunjukkan bahwa gangguan penglihatan dan kebutaan memiliki implikasi yang multidimensional yakni :
- Dampak fisik; dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup (quality of live), bahkan sampai pada berkurangnya produktifitas seseorang dalam melakukan pekerjaan ataupun aktivitas harian (acitivites of daily living),
- Dampak sosial yang akan timbul adalah rentan terhadap masalah kesehatan, risiko jatuh, depresi dan ketergantungan pada individu lain dalam hal ini yang terdekat adalah keluarga dan
- Dampak psikologis terkait kepuasan dalam hidup maupun status emosional.
Apa saja jenis Gangguan Penglihatan atau mata yang dapat dialami oleh masyarakat ?
Sejauh ini pemerintah juga bekerja sama dengan lembaga kesehatan terkait untuk menurunkan angka pasien dengan gangguan penglihatan yang berat. Melihat kebiasaan masyarakat j uga pekerja di Indonesia yang lebih dari 2 jam dalam sehari bersenthan dengan gawai tentu saja hal ini dapat meningkatkan jumlah pasien yang mengeluh mengalami gangguan penglihatan.
Hasil Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness atau RAAB tahun 2014 – 2016 di lima belas provinsi dengan sasaran populasi usia 50 tahun ke atas diketahui bahwa angka kebutaan mencapai 3%. Penyebab kebutaan terbanyak adalah katarak 81%, diikuti oleh kelainan segmen posterior non RD 5,8%, kekeruhan kornea non trachoma 2,8% kelainan bola mata/SSP abnormal 2,7%, glaukoma 2,5% dan kelainan refraksi 1,7%. Sedangkan prevalensi gangguan penglihatan menurut Riskesdas Tahun 2013, diperkirakan 0,4% penduduk Indonesia mengalami kebutaan/gangguan penglihatan. Kabar baiknya ada harapan karena sebanyak 80% dari para penyandang gangguan penglihatan dan kebutaan ini dapat dicegah bahkan diobati. Data ini mendasari fokus program penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan di Indonesia, pada penanggulangan katarak dan gangguan penglihatan dengan penyebab lainnya. Gangguan mata juga dipengaruhi oleh faktor penyakit lain yang memang memiliki keterkaitan dengan kesehatan mata. Gangguan penglihatan dengan penyebab lainnya seperti Glaukoma, retinopati Diabetikum, Retinopathy of Prematurity (ROP) dan low vision juga menjadi prioritas program saat ini. Glaukoma dan retinopati diabetikum dijadikan prioritas mengingat meningkatnya angka penyandang diabetes yakni diperkirakan 1 dari 3 Penderita Diabetes berisiko terkena Retinopati Diabetikum dan pasien dengan Diabetes memiliki risiko 25 kali lebih mudah mengalami kebutaan akibat retiniopati dibandingkan dengan yang nondiabetes. Penyakit – penyakit tidak menular merupakan salah satu faktor risiko gangguan penglihatan dan kebutaan.
Bagaimana cara pemerintah mencegah dalam merawat kesehatan mata masyarakat ?
Hari Penglihatan Sedunia tahun 2018 dilaksanakan tanggal 11 Oktober 2018 di Kota Surabaya, pada acara ini akan dicanangkan SIGALIH oleh Menteri Kesehatan. Acara ini akan dihadiri oleh berbagai komponen, baik unsur Pemerintah, organisasi Profesi (PERDAMI, IKPAMI, IROPIN), KOMATNAS, GAPOPIN, NGO, unsur masyarakat, Institusi, anak sekolah, maupun organisasi sosial.
Rangkaian Hari Penglihatan Sedunia/World Sight Day (WSD) dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dengan menyelenggarakan Pers Briefing, Launching Sistem Informasi Penanggulangan Gangguan Penglihatan (SIGALIH) dan video conference yang dilakukan di Kota Surabaya pada tanggal 11 Oktober 2018 dengan 5 Provinsi lainnya yakni : Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Maluku dan Sumatera Selatan. Pemerintah, bersama dengan kementerian kesehatan memiliki program yang akan tersebar luas dibeberapa kota. Puskesmas sebagai lokasi utama untuk dapat dijangkau masyarakat dalam memeriksakan kesehatan matanya. Masyarakat juga dapat berkonsultasi mulai dari menjaga hisup sehata, bagaimana cara membaca dan penggunaan gawai yang tepat, bagaimana waktu yang tepat untuk mata beristirahat dan lain sebagainya. Sistem Informasi Penanggulangan Gangguan Penglihatan Nasional yang disingkat “SIGALIH” merupakan suatu sistem informasi yang berbasis web/android untuk melaporkan pencatatan dan pelaporan skrining gangguan penglihatan warga negara Indonesia yang melakukan deteksi dini di Posbindu. Sistem ini juga diharapkan akan terhubung dengan Rumah Sakit sehingga akan dapat diketahui tindak lanjut terhadap pasien yang telah dirujuk. Manfaat SIGALIH untuk masyarakat adalah :
- Bagi Posbindu adalah meningkatkan upaya pencegahan gangguan penglihatan dengan deteksi dini gangguan penglihatan di masyarakat, bagi masyarakat dan untuk masyarakat.
- Bagi Puskesmas dan Rumah Sakit untuk peningkatan layanan kesehatan mata dengan informasi dan koordinasi untuk pelayanan lanjutan pasien, dan bagi Kementerian Kesehatan/Dinas Kesehatan adalah sistem ini dapat memberikan data gangguan penglihatan sebagai masukan pengambilan/penerapan kebijakan.
Kementerian Kesehatan menghimbau seluruh Instansi pemerintah, swasta, dan seluruh lapisan masyarakat agar berpartisipasi dan mendukung peringatan Hari Penglihatan Sedunia/ World Sight Day (WSD) Tahun 2018 dan ikut serta mengkampanyekan agar seluruh masyarakat peduli terhadap gangguan penglihatan dan kebutaan sejak dini, agar dapat diobati lebih awal karena gangguan penglihatan walaupun tidak mengancam jiwa tetapi akan menurunkan kualitas dan produktifitas masyarakat yang terdampak pada kerugian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Mengubah Kebiasaan Buruk Dalam Penggunaan Gawai
Sebenarnya tidak hanya dalam penggunaa gawai saja, perubahan perilaku kurang baik untuk meningkatkan kesehatan mata dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti mengatur pola makan agar memenuhi gizi seimbang, menghindari rokor dan minuman berakohol. Karena ditemukan juga kasus karena menenggak minuman keras oplosan berkibat pada kebutaan yang permanen. Lanjut dalam pekerjaan sehari-hari bila menggunakan komputer lebih dari 2 jam, istirahatkan mata sejenak sekitar 10 menit agar otot-otot mata juga tidak tegang. Selain itu jangan jadikan komputer atau gawai sebagai sumber cahaya, tetap dalam kondisi cahaya yang cukup dalam menggunakan gawai atau komputer. Semoga untuk tahun selanjutnya persentase masyarakat yang memngalami gangguan mata berkurang, sehingga pemerintah juga terus dapat meningkatkan kinerjanya untuk kepentingan kesehatan masyarakat Indonesia.