Film Gundala Ditonton Anak-anak Yay or Nay ?

Indonesia punya jagoan baru dan ini sudah ada kehebohan atau hypenya beberapa bulan lalu, sampai saat peluncuran para pemain di Jagat Sinema Bumi Langit, yang semuanya boleh dibilang pemain film yang film terdahulunya bisa nembus angka 1jt penonton artinya bukan pemain baru banget.

Sebenarnya tulisan ini atas dasar pertanya di DM Intagram story saat mamih membuat cerit sudah nonton Gundala, jam 10.30 sambil nunggu waktu jemput Babam sekolah. Karena udah punya anak dan ada salah satu bintang anak favorit mamih yaitu Muzzaki yang main di film ini, jadi fokus mamih lebih memperhatikan bisa gak film Gundala disaksikan anak-anak.

Jadi sekarang langsung aja yah semua mamih ceritain maaf kalau memang mengandung SPOILER, tapi ya namanya review yoweslah. Sebelumnya mamih juga gak punya harapan yang terlalu tinggi untuk film ini, jadi udah ada Film Gundala dan beberapa judul yang lain nantinya saja udah seneng banget. Semoga jadi semakin banyak investor yang melek dan mendanai lebih banyak lagi agar filmnya berkualitas banget tapi untuk Film Pembuka, Gundala layak ditonton dengan harapan di film berikutnya ada perbaikan lagi.

Nonton gundala-15
Poster Film Gundala
(Instagram :@gundalaofficial)

 

Pembuka Film Gundala

Tone filmnya cukup mengigit dan suka sekali dengan pilihan warna dasar, coklat, abu-abu, kaki, dan biru tua.  Pembuka adegan sekelompok karyawan yang protes terhadap perusahaanya dan aksinya cukup menarik ditambah Rio Dewanto sebagai ayah Sancaka juga bermain walaupun gak lama tapi tetap aja diingat kalau film Gundala juga ada Rio Dewanto didalamnya.

Memperjuangkan keadilan bagi orang lain dan ada pesan bahwa kalau masih peduli dengan sesama itu tandanya masih manusia yang punya hati hehehe. Lantas dikhianati sendiri oleh rekannya dan Ayan Sancaka tewas, disusul setahun kemudian Ibu Sancaka yang meninggalkan Sancaka kecil.

Sancaka kecil yang diperankan oleh Muzzaki memang pas gak terlalu berlebihan, namun ada sentuhan horor yang bikin deg-degan saat adegan Sancaka kecil ini. Merasa sendiri akhirnya Sancaka pergi dan diperjalanan menolong anak kecil, ia justru dikejar oleh anak-anak berandalan dan melukai Sancaka sampai babak belur.

Adegan sampai sini mamih rasa cukup lambat perjalanannya mungkin mencoba menjabarkan awal mula Sancaka yang takut petir dan sempat tersambar petir juga memiliki kekuatan dan belum disadarinya. Tetapi dengan akting dari Muzzaki adegan menjadi tidak bosan dan cerita juga mudah dicerna walaupun balik lagi berasa film horornya hahahaha.

Beladiri yang merupakan salah satu kemampuan Sancaka didapat saat bertemu dengan Awang yang sempat mengajarinya bela diri dan berpesan juga jangan mencampuri urusan orang lain, sampai mereka berpisah dan Awang pergi.

Mulai adegan Sancaka dewasa yang memiliki profesi sebagai sekuriti namun memiliki keahlian pada bidang teknisi yang memang juga beberapa kali dimunculkan saat Sancaka kecil. Alur cerita mencoba digambarkan perlahan.

Review gundala
Saat Kekuatan Gundala Belum Maksimal
Instagram : @gundalaofficial

 

Supaya gak bosan film ini menghadirkan beberapa komedi yang cukup menghibur dan akting apa adanya, natural dari pemain pendukung yang boleh dibilang jadi kelebihan di film Gundala karena mamih emang nunggu terus adegan berantem sama preman yang kadang lucu dan berantemnya juga gak aneh sih bisa dinikmati sekali.

 

Bagaimana dengan musuh Gundala apa para preman yang kocak ????

 

Tentu saja bukan, musuh Gundala adalah mafia yang bernama pengkor dan musuh para pejabat atau anggota DPR juga yang digambarkan mendapat ancaman juga dari Pengkor. Siapakah Pengkor ??? ia dulu anak seorang pengusaha kaya namu ayahnya juga difitnah dan tewas. Pengkor yang selamat amukan warga akhirnya dimasukan oleh pamannya ke Panti Asuhan kejam.

Di dalam Panti Asuhan anak-anak disiksa, dan Pengkor berhasil membalaskan dendam orang dewasa yang menyiksa anak-anak tersebut sampai banyak yang menjadikan Pengkor adalah Tuhan. BTW yang jadi anak-anaknya bagus banget di adegan Panti Asuhan ini, apalagi yang jadi Pengkor duh masih kecil udah banyak strategi yang sadis.

Ini juga alasan yang dipertimbangkan kenapa  anak-anak harus didampingi saat menonton, bisa jadi sebuah diskusi panjang juga bersama orang tua walaupun rate film Gundala remaja bisa ditonton usia 13 tahun keatas.

Pengkor punya ribuan anak buah yang duduk di DPR, menjadi seniman, dan berbagai macam profesi yang cukup sukses. Anak buah Pengkor menjadi ancaman para anggota DPR juga menjadi pemicu kekacauan di negeri.

Singkat cerita masyarakat dan pemerintah di fitnah dengan serum amoral yag menciderai ibu hamil dan membuat anak-anak mereka menjadi tidak bermoral ketika lahir. Kekacauan kota digambarkan berbagai situs berita, juga media dengan menampilkan kerusuhan-kerusuhan yang terjadi.

Setelah mengetahui adanya Gundala yang menjadi viral Penkor memanggil seluruh anak buahnya untuk menghabisi Gundala. Nah beberapa nama seperti Pevita, Kelly Tandiono, Hanna Al Rasyid juga hadir di film Gundala. Sampai dipenghujung cerita tentu saja masih ada cerita yang panjang, karena musuh utamanya bukan Pengkor melainkan seseorang yang dibangkitkan oleh anak buah Pengkor.

Review film gundala
Yuk nonton Gundala
Instagram : @gundalaofficial

 

Bagus gak filmnya ??

Kalau dibandingin dengan super hero Indonesia, film Gundala memiliki harapan untuk menjadi sebuah karya yang akan diingat lebih lama, dan jujur lebih baik dari film jagoan Indonesia yang lainnya. Tetapi masih ada beberapa hal yang cukup mengganjal juga agak disayangkan, sebenarnya kalau adegan tersebut dihilangkan juga gak akan mengganggu nilai cerita. Walaupun mungkin niatnya ada sebuah dramatisir yang ngeri dan sadis tapi sayang belum cukup dieksekusi dengan baik dan CGI yang nanggung, mohon maaf sekali.

Untuk CGI yang lain sudah bisa dinikmati tapi jujur seandainya adegan CGI yang nanggung itu diganti akan jadi lebih baik karena jujur sih mengganggu. Adegan itu adalah saat anggota keluarga dari pejabat diikat dan digantung diatas gedung. Nah itu jadi mengingatkan mamih sama adegan film Batman The Dark Night, saat kekasih Batman diculik oleh Joker dan Batman diminta untuk memilih. Kira-kira seperti itu tujuan kengeriannya namun masih belum berhasil seandainya diganti gak usah diatas gedung atau pakai CGI mungkin beda penilaiannya.

Kelebihannya tentu paling favorit akting anak-anak kecil di Film Gundala, kemudian para preman, kekasih preman dan teman-teman Sancaka sampai sekuriti senior cukup natural dan ngasih bumbu di Film Gundala jadi gak bosan dan lebih menarik.

Ario Bayu yang diam-diam, tenang, dingin tetapi justru punya rencana yang matang mempunyai nilai lebih juga dalam mengangkat cerita untuk bisa dilanjutkan ke film selanjutya. Malah mamih berharap lebih pada akting Lukman Sardi tapi merasa agak sedikit hambar.

Beberapa adegan tersambar petir, lemparan penjahat yang terkena sengatan Gundala juga adegan berkelahi Gundala dengan preman maupun penjahat anak buah pengkor juga bagus terlihat ada keseriusan untuk berlatih dan menampilkan efek berkelahi yang mumpuni.

 

Review film indonesia gundala
Saat Gundala Tersambar Petir

Anak-anak apakah bisa menyaksikan ?

Lebih baik sih dipertimbangkan, ada beberapa kata kasar maupun perlakuan anak-anak kecil yang sadis kepada sesama anak-anak maupun sesama orang dewasa. Adegan yang berada di Panti Asuhan itu sih yang bikin mamih duh kayaknya ini berat banget yah kalau bawa anak-anak apalagi dibawah 13 tahun. Seperti ratingnya sih benar tidak untuk semua umur. Ekspresi dan tertawa keji anak-anak di Pati Asuhan itu loh yang dapet banget apalagi mereka diciptakan untuk menjadi pengikut Pengkor dan seorang pembunuh atau monster.

Kalaupun ingin membawa anak-anak ya benar sekali kalau butuh pendampingan orang dewasa, dan sampai rumah jangan tidur coba diskusikan sama anak mengenai film Gundalan dan berbagai adegannya. Karena film jagoan atau super hero pastinya menampilkan sisi baik banget atau pahlawan dari seseorang, dan juga sisi sekejam itukah manusia yang emang dikenyataan banyak yang kejam.

Soal masalah cerita mengenai adu domba serum, cukup menarik untuk menjadi sebah ancaman di negara ini apalagi dilatar belakangin oleh adu domba, hoax dan berbagai peristiwa yang mendorong perpecahan.

Isu hangat ini menjadi menarik terlebih di Indonesia banyak yang mudah terkena hoax, suka ngegas dan mudah terpancing emosi, belum sepenuhnya menghargai perbedaan.

Secuil adegan akhir yang malah justru jadi lemah balik lagi di gedung, sebenarnya ada apa dengan gedung malah jadi bagian yang jadi ngurangin dan seakan gak jelas, dramatis nanggung. Padahal diawal  udah lambat, ditengah asik, lucu, mengigit, bikin penasaran, ekhhh penghabisan di gedung kurang nendang.

Mamih juga agak bingung sama latar waktunya sih ini sebenarnya tahun berapa gtu, ngeliat tonenya kaya 90an tapi udah pada pakai hape dan ada juga adegan apa-apa di videoin gtu hahaha.

Mamih sih berharap film lanjutan dari Gundala atau film-film lainnya yang ada di Jagat Sinema Bumi Langit jauhhhhh lebih bagus. Dengan nama-nama pemain yang sudah lebih dulu jadi idola, sutradara yang bukan kacangan sekelas Joko Anwar, tentu berharap masyarakat bisa mendukung perfilman Indonesia dan menonton film-film yang layak agar bisa memancing karya yang lebih baik lagi.

Skor 7/10 seandainya tidak adegan cgi gantung digedung si bisa jadi 8, hehehe.

Tidak rugi mengeluarkan uang untuk nonton Gundala tapi dari nilai tiket tersebut tentu ada harapan-harapan agar bisa memotivasi membuat lanjutan serangkaian film yang membanggakan. Misalnya walaupun minim CGI semoga cerita dan akting para pemain sudah kuat.

Ada post credit scenenya jadi jangan langsung pulang dan nikmati saja soundtrack-soundtrack Gundala sampai habis, jadi bikin penasaran mau denger lagu-lagunya.

Jarang sekali mamih mereview film, semoga bisa membantu untuk mempertimbangkan nonton atau engga. Ingat ada sebuah nilai dibalik keputusan para penonton hahahaha.

 

Spread the love
Tags:
2 Comments

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *