Imunisasi Anak dengan Aman saat Pandemi
Sudah satu tahun lebih Indonesia dibayangi dengan Covid-19, apalagi anak-anak menjadi terbatas untuk belajar dan bermain. Salah satu hal penting untuk mencegah dan menjaga kesehatan anak dengan menjalani vaksinasi lengkap.
Dalam era pandemi memang terjadi kekhawatiran ketika berkunjung ke pusat kesehatan untuk menjalani vaksinasi.
Tetapi menunda atau melewati vaksinasi untuk anak justru akan menambah masalah baru, yang ditakutkan penyakit berbahaya yang seharusnya tidak muncul karena sudah banyak yang vaksinasi akan jadi lonjakan kembali seperti difteri. Bagaimana melengkapi vaksinasi saat pandemi?
Melengkapi Vaksinasi Anak saat Pandemi
Mengapa sih pemerintah terus menggalakkan anak-anak Indonesia harus melengkapi vaksinasi yang sudah dianjurkan? Karena penyakit berbahaya yang sudah dapat dicegah dengan vaksinasi akan mampu menurunkan jumlah kasus penyakit berbahaya.
Masih ingat 3-4 tahun lalu wabah difteri kembali mengalami kejadian luar biasa di Indonesia, dan dalam kasus campak rubella sangat disayangkan Indonesia masih berada di sepuluh besar dunia penderita campak rubella terbanyak.
Perlu ditekankan lagi bahwa imunisasi adalah hal sering dan signifikan untuk membangun Indonesia yang lebih sehat dan maju.
Kementerian Kesehatan bersama dengan GlaxoSmithKline (GSK) Indonesia, perusahaan kesehatan global, kembali menekankan pentingnya imunisasi untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya dalam peringatan Pekan Imunisasi Dunia (PID), Senin, 18 April 2022. Melalui tema “Long Life for All – sehatkan keluarga, lewati pandemi dengan imunisasi lengkap”, Kementerian Kesehatan dan GSK Indonesia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tetap memberikan imunisasi secara rutin kepada anak meskipun kita masih berada di situasi pandemi.
Menurut data dua tahun terakhir, sejak dunia terdampak dengan pandemi, pelaksanaan layanan imunisasi cukup mengalami tantangan. Secara global, pada tahun 2020 WHO merilis terdapat 23 juta anak di bawah umur satu tahun yang tidak menerima imunisasi dasar. Ini merupakan angka tertinggi sejak tahun 2009 .
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan dan UNICEF melaporkan 84% dari fasilitas pelayanan kesehatan imunisasi anak di Indonesia terdampak COVID-19 . Dampaknya, capaian imunisasi dasar lengkap baru mencapai 58,4% dari target 79.1% per Oktober 2021 .
Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, dr. Prima Yosephine MKM mengatakan bahwa dalam menjawab tantangan ini Pemerintah telah mengeluarkan dan mensosialisasikan Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Petunjuk Teknis untuk mengatur pelaksanaan pelayanan imunisasi rutin pada masa pandemi COVID-19 serta melakukan akselerasi imunisasi bagi anak yang belum lengkap statusnya.
Tips Vaksinasi saat Pandemi
Saat keluar rumah memang khawatir terpapar virus terlebih Covid-19, tetapi jangan sampai melewati vaksinasi untuk mencegah penyakit lain yang juga berbahaya. Karena melakukan vaksinasi selain dapat melindungi diri juga bisa melindungi orang lain dan membangun herd imunnity.
- Siapkan Kunjungan Vaksinasi ke Fasilitas Kesehatan dengan Tetap Menjaga Protokol Kesehatan
- Pastikan anak dalam kondisi sehat sebelum melakukan kunjungan vaksinasi.
- Batasi jumlah pendamping saat kunjungan vaksinasi anak di fasilitas pelayanan kesehatan.
- Selalu kenakan masker & perhatikan etika batuk/ bersin.
- Utamakan kunjungan vaksinasi ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memisahkan pasien sehat & sakit.
Tetap Jaga Jarak dan Hiegienitas Selama Berada di Pusat Kesehatan
- Saat menunggu giliran, perhatikan jarak aman di ruang tunggu.Jika ruang tunggu terlihat penuh, tunggu di mobil hingga tiba giliran vaksinasi.
- Selalu cuci tangan dengan benar selama & setelah selesai keperluan di fasilitas kesehatan.
- Setelah vaksinasi dilakukan, tunggu sekitar 30 menit untuk memantau reaksi yang mungkin terjadi.
- Saat Sampai di rumah Tetap Menjaga Kebersihan , Seperti Melakukan Kegiatan Berikut : (Setelah kunjungan vaksinasi ke fasilitas pelayanan kesehatan, selalu ganti baju pendamping & anak).
- Sebaiknya, pendamping dewasa juga mandi & mengganti pakaian setelah kembali dari fasilitas pelayanan kesehatan.
- Rendam & cuci pakaian pendamping & anak yang digunakan saat kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Tujuan bersama diupayakan terkait imunisasi, agar dilakukan sosialisasi yang bersinergi antara pemerintah dan pihak terkait untuk menjamin keberhasilan dalam melindungan kesehatan masyarakat Indonesia seutuhnya.
Berikut tujuan utama kegiatan pelaksanaan imunisasi di Indonesia, dapat dilakukan secara gratis di Puskesmas, Posyandu dan Sekolah dengan jadwal yang disesuaikan. :
- Menurunkan angka morbiditas akibat penyakit tertentu
- Meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat terhadap suatu penyakit
- Memutuskan transmisi dan mata rantai virus
- Menurunkan angka kejadian yang membahayakan anak-anak juga masyarakat
Dokter Spesialis Anak, Prof. DR. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) mengatakan “untuk menghindari terjadinya serta meluasnya kasus Kejadian Luar Biasa (KLB), penting bagi orang tua untuk segera melengkapi dan mengejar imunisasi anak yang tertinggal tanpa harus mengulang jadwal imunisasi dari awal” ungkapnya.
Peran imunisasi terbukti efektif dalam meningkatkan kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah beragam penyakit. Setiap tahun imunisasi telah membantu mencegah kematian 2 hingga 3 juta anak di Indonesia . Semakin lengkap imunisasi yang diberikan pada anak, maka semakin baik pula perlindungan kesehatan anak dan tentunya juga akan berdampak pada kualitas hidup anak di masa depan.
Lebih lanjut, penting bagi anak untuk mendapatkan imunisasi sesuai dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan yaitu hepatitis B, BCG, DTP, Hib, Polio, Campak, Rubela. Selain itu, orang tua juga dapat merujuk pada jadwal imunisasi yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Secara rinci, IDAI merekomendasikan anak berusia 0-12 perlu mendapatkan imunisasi vaksin Hepatitis B, Polio, BCG, DTP, Hib, PCV, Rotavirus, Influenza, MR, JE, dan Hepatitis A. Pada usia 1-2 tahun, anak perlu diberikan vaksin MMR, Varisela, vaksin ulangan DTP-Hib-Hepatitis B. Pada usia 24 bulan, anak perlu menerima vaksin Tifoid.
Beranjak usia 9 tahun, anak juga direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin HPV dan Dengue .
Vaksin kombinasi berpotensi dapat mengurangi jumlah suntikan & jumlah kunjungan orang tua/ pengasuh ke fasilitas kesehatan yang secara obyektif dapat mengurangi risiko paparan infeksi juga.
Keunggulan vaksin kombinasi antara lain :
- Berpotensi meningkatkan cakupan imunisasi
- Mengejar peningkatan cakupan khususnya bagi anak-anak yang tertinggal jadwal imunisasinya
- Mengurangi biaya pengiriman & penyimpanan vaksin
- Mengurangi biaya kunjungan vaksinasi pasien
- Menyederhanakan jadwal imunisasi untuk program pengenalan vaksin-vaksin baru
Tetap perhatikan rangkaian jadwal imunisasi anak dan jangan takut untuk melakukan vaksinasi agar untuk mencegah agar anak-anak tidak terkena penyakit yang berbahaya.
Tanyakan secara aktif mengenai jadwal vaksinasi anak, lihat kembali jadwal agar tidak ada yang terlewat dan konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan.
Sebagian besar vaksin tersebut telah masuk dalam program imunisasi nasional sehingga masyarakat dapat mengakses secara gratis melalui fasilitas kesehatan seperti Puskesmas maupun Posyandu. Pada pertengahan tahun 2022 ini Kementerian Kesehatan juga akan menambahkan vaksin PCV untuk mencegah penyakit pneumonia dan Rotavirus untuk mencegah diare .
Hal ini merupakan upaya yang dilakukan Pemerintah dalam memberikan akses imunisasi dasar lengkap kepada seluruh anak-anak Indonesia.
GSK Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung upaya Pemerintah dalam membangun dan memelihara kesehatan masyarakat. Sebagaimana yang disampaikan dr. Deliana Permatasari, Vaccine Medical Director GSK Indonesia, “kolaborasi public dan private dalam upaya untuk menyampaikan informasi ilmiah kepada petugas kesehatan dan juga masyarakat umum terkait imunisasi harus terus lakukan agar dapat mempercepat cakupan imunisasi lengkap terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) diantaranya seperti Difteri Tetanus Pertussis, Rotavirus, dan Pneumokokus”.
Jangan lupa untuk selalu konsultasi dengan tenaga ahli terkait imunisasi anak dan pantau terus jadwal anak yang telah disesuaikan. Keberhasilan imunisasi untuk pencegahan penyakit berbahaya merupakan tugas bersama.
Salam sehat semuanya