Jelajah Gizi Solo 2023 : Blusukan Mengenal Kuliner Kota Solo dan Gizi dari Bahan Pangannya

Pertama kali ikut Jelajah Gizi bersama Danone Indonesia yang sekaligus di tahun 2023 ini berkolaborasi pertama kali dengan Citilink. Awalnya ketika mendapatkan info terpilih mamih langsung cek beberapa kulinet khas Solo dan ternyata beberapa masuk dalam rencana kegiatan kunjungannya.


Mamih excited karena kita gak hanya makan-makan biasa tetapi lebih mengulas tentang gizi juga cerita dibalik terbuatnya makanan yang memang khas disuatu daerah. Membayangkan makanan yang memang sudah ada sejah zaman sebelum merdeka hingga sekarang dan bisa mempertahankan keunikan rasanya memang menjalani proses yang panjang.


Sebuah makanan juga bisa mempengaruhi bagaimana kebiasaan, kesehatan hingga postur tubuh para warganya. Jelajah Gizi kali ini membuat mamih mempelajari keragaman masakan dari berbagai kelas yang punya kesan tersendiri. Betul kalau ada yang bilang makanan itu selera, tetapi mungkin bagi mamih yang menarik bukan hanya rasa, tetapi proses dari perjalanan yang penuh cerita.

Jelajah Gizi Solo 2023 : Blusukan Mengenal Kuliner Kota Solo dan Gizi dari Bahan Pangannya


Selama 3 hari 2 malam acara memang dipadatkan pada hari pertama, kalau boleh menghitung mungkin ada sekitar 6 lokasi yang kita kunjungi di hari pertama.Berangkat setelah subuh dari Jakarta dan menikmati penerbangan dengan Citilink, Alhamdulillah mendarat di Solo dengan selamat dan langsung menuju ke kuliner tersohor dan legendaris, Serabi Notosuman.


Serabi Notosuman Ny. Lidia


Serabi Notosuman Ny Lidia jadi lokasi pertama yang kami kunjungi. Berjualan sejak 1923, gerai serabi legendaris ini bisa dibilang sebagai pelopor yang membuat kudapan bercita rasa gurih manis ini kini jadi salah satu camilan khas paling populer di Solo. Sampai saat ini sudah sampai generasi ke-empat, dan memang berbeda rasanya ketika mamih mencoba Serabi di Jakarta.


Karena proses pembuatannya juga dari beras terpilih yang dihaluskan sendiri menjadi tepung lalu diolah bersama bahan lain. Bahan utama pembuatan serabi ini sebenarnya sederhana, yaitu tepung beras dan santan kelapa. Meski begitu, dalam sehari, Serabi Notosuman Ny Lidia mampu menjual ribuan bungkus dan menghabiskan lebih dari 100 kilogram tepung beras untuk satu cabang saja. Keunikan lainnya dari toko ini adalah, pengunjung bisa melihat langsung proses pembuatan serabi, dari mencampur bahan-bahan utamanya, hingga memanggangnya sampai matang.


Karak Bratan Mbah Sastro


Mamih sudah mengenal Karak, karena m emang salah satu, bisa dilang kerupuk karena memang sering tersaji dirumah. Paling senang waktu ketempat penjamuan yang formal tetap tersaji Karak, yang memang menjadi makanan khas dari Solo, Jawa Tengah di keluarga besar. Apalagi kalau makan direstoran itu kami suka ke Sate Khas Senayan yang memang menyajikan salah satu Karak terkenal, yaitu Karak Bratan Mbah Sastro.
Di rumahnya terlihat beberapa karyawan yang sedang melakukan kegiatan produksi Karak Bratan. Karak merupakan sejenis kerupuk dari beras yang akrab di lidah masyarakat Solo dan biasanya dijadikan lauk pelengkap berbagai makanan, seperti pecel, nasi liwet,gudeg, sate dan lain sebagainya.


Di dapur Karak Bratan Mbah Sastro, kami bisa melihat proses pembuatannya yang masih menggunakan sistem manual dengan peralatan tradisional. Ada pegawai yang bertugas mengiris-iris adonan kerupuk mentah, menatanya sebelum dijemur, dan ada juga yang bertugas menggorengnya.Hebatnya walaupun manual irisannya bisa seragam dan tipis, belum lagi kalau langsung menggigit Karak yang sudah matamg, gagal berhenti deh, makanya dalam Jelajah Gizi Solo mamih juga belajar batasan dalam konsumsi makanan.


Sudah generasi ke-empat seperti dijelaskan oleh, pemilik Karak Bratan Mbah Sastro, Bapak Rudi. Meski proses pembuatannya masih tradisional, gurihnya Karak Bratan Mbah Sastro ternyata sudah merambah hingga ke luar negeri, lho. “Karak Bratan itu pembuatannya benar-benar dari beras, paling campuran sedikit ketan. Saya sudah pernah ekspor ke Singapura hingga Malaysia.


Tengkleng Kambing Pak Manto


Sebenarnya ini salah satu yang mamih tunggu juga, makan berat dan kami mengunjungi Tengkleng Kambing Pak Manto. Wah benar saja langsung terasa bara api yang membakar daging kambing, juga aroma bumbum aromatic disekitar lokasi Tengkleng Kambing Pak Manto.


Saat mencoba pertama kali memang terasa pedas, karena Olahan daging tengkleng ciptaan Pak Manto ini cukup unik. Sebab, mereka berani tampil beda menggunakan bumbu rica yang kaya rempah. Mamih langsung mencicipi beberapa menu dan ada perbedaan rasa, walaupun keseluruhan hamper serupa dan jadi rekomendasi yang memang penyuka daging kambing. Selain tengkleng rica, tempat makan ini juga menyajikan menu-menu lainnya, seperti tengkleng seger, iga bakar, sate, hingga nasi goreng kambing dengan cita rasa merica cukup kuat.


Pracimasana (Fine Dinning di Keraton Mangkunegaran)

Mewah, elegan dan rasa menu makanan disini tuh gak ada yang gagal, menu makanan khas yang otentik dan tersaji cantic secara modern.Dipaparkan secara rinci oleh, Gusti Raden Ajeng (G.R.Aj.) Ancillasura Marina Sudjiwo, tentang pentingnya pangan lokal bergizi dan berkelanjutan. Apalagi membahas tentang berbagai menu yang tersaji secara turun-temurun dan terketuk juga untuk melestarikannya sebagai sajian yang otentik, kaya akan gizi dan rasanya khas sampai tak terlupakan.


Mungkin kalau mamih kembali ke Solo yakin sih wajib kesini lagi, karena selain pengaman merasakan masakan yang enak, juga suasana yang dibangun begitu tentram, sehingga selalu mendapat kesan yang baik dan ingin kembali kesana.

Seperti yang disampaikan pula oleh Gusti Raden Ajeng (G.R.Aj.) Ancillasura Marina Sudjiwo, “Setiap makanan kerajaan yang ada di Mangkunegaran menyimpan makna dari setiap pangan yang dihidangkan, contohnya Apem, Ketan, Kolak, khas Pura Mangkunegaran yang sarat akan filosofi. Dengan menyantap tiga kuliner ini, kita diingatkan untuk mengatur hubungan secara vertikal maupun horizontal. Leluhur memang memberikan nasihat penuh dengan perumpamaan. Itu supaya mudah diingat dan tidak dilupakan”.

Hari Kedua Mengenal Komitmen Danone, Berpartisipasi Membangun Pangan Lokal Berkelanjutan


TK Al-Hikam


Cukup mellow di hari ke-dua karena kami mengunjungi PAUD TKIT Al HIkam, yang mana mamih jadi kangen sama anak-anak dirumah. Danone turut juga membantu dan berpartisipasi dalam pengenalan isi piringku dan mengajak anak-anak mengkonsumsi makanan dengan nutrisi yang baik, tentu saja mulai dari bahan pangan local.

Apa sih isi piringku? Sebenarnya, Isi Piringku merupakan panduan porsi makan yang terdiri dari ⅓ sumber karbohidrat, ⅓ lauk-pauk dan buah, serta ⅓ porsi sayuran. Pertama kali TK Al-Hikam ini bekerja sama dengan Danone Indonesia pada 2018. Kami percaya konsep mendidik anak itu bukan hanya mengasah IQ, tapi juga SQ dan EQ, termasuk terkait pola makannya. Pola makan yang baik dapat mencegah generasi serba instan. Untuk itu mengenal bahan pangan local merupakan hal mendasar agar anak-anak lebih terbiasa dengan mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi yang sumbernya mudah didapat.


Pabrik Saruhusada Prambanan


FYI mamih kali ketiga mengunjungi pabrik Sarihusada, dari mulai tahun 2016, 2018, dan sekarang di tahun 2023 yang sudah banyak perubah, apalagi mengenai sumber energy yang kini lebih ramah lingkungan. Apalagi banyak isu polusi di Jabodetabek, mungkin dengan mengambil sumber energy yang lebih ramah lungkungan bisa membantu mengatasi kualitas udara yang buruk.


Sebagai perusahaan penyedia gizi dan hidrasi sehat untuk keluarga Indonesia, Danone Indonesia pun sepakat bahwa keterkaitan antara kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan sangatlah erat. Untuk itu, Danone Indonesia berkomitmen melakukan operasional bisnis berkelanjutan serta menghadirkan inisiatif yang berdampak positif pada kesehatan lingkungan maupun masyarakat.

Sejalan dengan upaya menghasilkan produk susu berkualitas, Danone Indonesia juga mendorong tumbuh dan berkembangnya peternak lokal, serta menjalankan proses produksi susu berkualitas secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Hal ini diwujudkan dengan program Pemberdayaan Peternak Sapi Perah melalui dukungan infrastruktur, berbagai inovasi dan praktik percontohan, pelatihan Good Farming Practice dan manajerial, serta aksi mitigasi dan resiliensi atas perubahan iklim melalui pembangunan biogas dan tangki pemanenan air hujan bagi peternak dan koperasi dampingan di tiga kabupaten di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Kemudian, Danone juga menggunakan teknologi tenaga uap dari Boiler Biomassa berbahan bakar sekam padi pertama di Jawa Tengah yang mampu mengurangi jejak karbon dari kegiatan produksi di Pabrik Sarihusada Prambanan hingga 32 persen.

Limbah abu sekam dari proses operasional Boiler Biomassa ini juga tidak dibuang begitu saja, melainkan dimanfaatkan oleh petani di sekitar pabrik sebagai pupuk pertanian organik. Hal ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan dengan penerapan konsep ekonomi sirkular, namun juga berdampak ekonomi yang positif bagi masyarakat sekitar.

Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Eroniti di Gunungkidul

Taman Kehati Eroniti merupakan upaya Danone Indonesia untuk menyelamatkan 114 spesies flora dan fauna endemik agar tidak terancam punah sekaligus dapat terus meningkatkan keragamannya. Di sini, flora dan fauna juga akan diamati dan dipantau perkembangannya, lalu hasil penelitiannya bisa digunakan untuk edukasi publik.

Taman ini berlokasi di kawasan karst seluas 16,16 hektare di Desa Karangasem, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, sebagai Upaya menjaga kelestarian sumber pangan lokal bernutrisi tinggi juga diwujudkan Danone Indonesia lewat pengembangan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Eroniti di Gunungkidul.

Pengembangan Taman Kehati Eroniti ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat di sekitarnya sebagai kawasan wisata edukasi baru di Gunungkidul. Sebab, di taman ini juga terdapat satu gua prasejarah, yaitu Goa Song Towo.

Danone Indonesia berharap inisiatif yang dihadirkan ini dapat memberikan gambaran akan bagaimana potensi pangan yang diolah dengan tepat dapat bermanfaat bagi kesehatan, lingkungan maupun masyarakat. Sehingga konsumen juga dapat bisa memahami akan keterkaitan akan produk yang dikonsumsi dan memilih produk yang lebih sehat nantinya.

Kami juga mencicipi beberapan camilan dan makanan khas Gunung Kidul yang tersaji dengan berbagai rasa, juga olahan unik menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan bisa merasakan bagaimana sebuah maakanan bisa dikenal hingga sekarang.

Kesan Mengikuti Jelajah Gizi 2023 Danone dan Citilink

Tentunya yang paling khas kalau melakukan perjalanan bersama Citilink yaitu berpantun, jadi lebih berkesan apalagi ada kejutan istimewa juga, seperti kali ini penumpang disajikan Donat Susu yang merupakan menu special.

Danone Indonesia dan Citilink telah berkolaborasi untuk melakukan aktivasi chef on board. Kolaborasi ini menghadirkan Top 8 Masterchef S10, Chef Angie, yang membagikan DoSu (Donat Susu) Yummi-Nutri berbahan dasar SGM Family Yummi-Nutri. Dalam penerbangan ini, penumpang juga diberikan akses hidrasi dan nutrisi berupa bingkisan produk SGM Family Yummi-Nutri, dan AQUA Cube, serta kuis 17-an sebagai bentuk penyambutan HUT ke-78 RI.

Kembali ke Jelajah Gizi 2023, Profesor Ahmad pun menambahkan bahwa dalam konsumsi makanan harian, konsumen juga harus memastikan pangan yang dikonsumsi aman dan baik bagi tubuh. Salah satu caranya dengan memperhatikan asal-usul makanan yang dikonsumsi serta dampak pilihan makanannya terhadap kesehatan.

Pola makan bergizi seimbang akan memberikan tubuh asupan makronutrien dan mikronutrien yang lengkap. Ini merupakan kunci dalam menjaga kesehatan dan menghindari permasalahan gizi keluarga. Konsumsi gizi seimbang dengan menggunakan bahan alami yang didapat dari alam bisa juga dengan memanfaatkan pangan lokal, dan ini merupakan langkah awal untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi harian tersebut secara berkelanjutan. Seperti halnya panganan di kota Solo yang juga bergizi seperti Tengkleng, Nasi Liwet, dan sebagainya.

Niat ikut Danone yg kolaborasi dengan citilink untuk jelajah gizi di Kota Solo selama 3 hari coba berbagai kuliner dari beragam kelas, beragam sumber bahan pangan, yang berpengaruh pada rutinitas, dan tubuh kita sendiri. Ada yang bikin melow wktu ke PAUD TKIT Al hikam adik2 dikenalkan isi piringku yg sehat seumber pangan lokal dan pembiasaan pola hidup sehat sebagai generasi penerus.

Merasa istimewa ketika ke pracimasana, ngerasain menu favorit kerajaan yang memadukan hasil resep turun temurun dengan sajian lebih modern. Agar makanan tradisonal tetep lestari gk kalah bergizi juga otentik. Lebih membaur dengan alam dan sebenernya memang sumber pangan bisa diperoleh dari lingkungan yg sehat. Kenalan dengan Biomasa, jadi tahu sumber utama yang bisa berpengaruh pada lingkungan pabrik disekitarnya.


Kenalan lebih jauh sama diri sendiri jd bisa punya waktu refleksi, apalagi terkait makanan yang kita konsumsi, mamih juga mengenal biomasa sebagai sumber energi di pabrik SGM yg lebih ramah lingkungan.Budaya, kuliner dan refleksi diri bikin mamih pengen balik lagi ke Solo.

Semoga bisa kembali lagi ke Solo dan ikutan terus bersama Danone Jelejah Gizi selanjutnya.

Spread the love
14 Comments

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *