Ketika Travelling dengan Status Berkeluarga (Ayah, Ibu, Anak)

Abraham di Candi Prambanan
Travelling Bersama Anak
Agak deg-degan juga perasaan saat mendapati keinginan batin untuk mengajak anak travelling, terlebih jika anak masih berusia dibawah 5 tahun dan tergolong masih bayi. Selain takut terpapar bakteri, virus, atau kotoran selama di jalan, yang saya takutkan adalah apakah nanti saya bisa menikmati liburan dengan bahagia. Haaahhhh tarik nafas panjang dan mulai memberanikan diri bertindak membuat rencana untuk berlibur dengan memesan tiket juga persiapan lainnya.

Abraham saat di Kereta
Sebelum saya bercerita lebih banyak mengenai liburan pertama saya dengan keluarga, saya mendapatkan beberapa hal yang membantu saya dan memotivasi saya untuk melanjutkan liburan berikutnya. Mba Ashtra dari haloibu.id membagi cerita dan petualangannya bersama suami dan anaknya menjelajah ke tempat yang menarik. 5 Juni 2016 di PIM 2, Jakarta saya langsung bertemu dan mendengar kisah nyata keseruan mereka. Ternyata semenjak kecil Mba Ashtra beserta keluarga menanamkan liburan selalu, walaupun hanya ke pasar tradisional, menurutnya travelling bersama keluarga tidak harus ketempat yang mewah. Pada saat weekend pun bersama keluarga bisa juga melakukan perjalanan dengan kereta ke Kota Tua, Museum, atau Asemka dan disana banyak tempat yang menarik juga edukatif.


Mba Ashtra Bahagia Saat Travelling




Pada dasarnya travelling bersama keluarga akan terasa amat menyenangkan bila seluruh anggota keluarga di dalammnya bahagia. Beberapa hal yang dapat diperhatikan :

1. Tempat
   Pemilihan tempat sebelumnya bisa kita survei dahulu melalui 
   internet atau rekomendasi dari teman. Tentu di perhatikan pula 
   tempat tersebut ramah untuk anak atau tidak, berikan waktu 
   untuk anak beberapa jam untuk bebas bermain dan mengeksplor  
   lingkungannya.

2. Cuaca
  Perhatikan cuaca tempat yang akan kita kunjungi, bagaimana 
  kondisi udara di sana.

3. Membawa Pakaian
 Bawalah pakaian secukupnya, jangan terlalu berlebihan yang 
akan  membuat barang bawaan menumpuk, siapkan tas kecil untuk  keperluan anak, baju, makanan, minuman,juga maianan.

4. Membawa/Menyiapkan Makanan
 Bila bayi belum mpasi, bisa langsung diberi ASI, bawa makanan 
 yang praktis tetapi tetap sehat.

5. Membawa Mainan
 Membawa boneka kesayangan anak, mainan, buku, busy bag, 
 atau   busy box juga membantu anak tidak bosan saat dipejalanan.

Kalau kotor, panasaya tahan tubuh bila terpapar udara luar, harus dipastikan kondisi anak sehat dan siap bereksplorasi dan belajar mengenai dunia luar. Karena banyak keuntungan yang bisa diperoleh dalam travelling bersama keluarga, bisa meningkatkan bonding antar anggota keluarga, belajar lebih fleksibel dapat menerima dan belajar dalam berbagai situasi juga kondisi di perjalanan yang akan membuat lebih mandiri juga tangguh. Meningkatkan kerja sama antar Ayah dan Ibu juga anak, kita bisa menentukan juga berbagi tugas sesama anggota keluarga. Terpenting selalu cermat menyiapkan loggistik yang akan dibawa, ketahui betul kebiasaan anak juga kegiatan anak, bagaimana pola tidurnya bagaimana mejadwal pada saat ia makan, bila kita memilih melakukan perjalanan saat jam anak tertidur mungkin bisa dijadikan alternatif juga agar anggota keluarga juga bisa beristirahat.

Manfaat yang saya peroleh travelling bersama keluarga, lebih menghargai waktu diri sendiri dengan keluarga inti (Suami dan anak), dimana saat moment dengan mereka menjadi lebih berharga. Travelling juga menjadi salah satu pilihan yang membahagiakan dalam mencari sebuah makna kehidupan pada saat mengalami kegundahan.


Abraham di Kereta Menuju Yogyakarta



Sharing dari Mba Ashtra membuat saya tidak sabar untuk merencanakan dan melakoni travelling bersama keluarga lagi. Untuk saat ini mungkin yang dekat dulu sambil mengenalkan llingkungan sekitar untuk Abraham. Melanjutkan cerita saya diatas, yang semoga tidak bosan yah, karena saya akan bercerita saat saya mengajak Abraham yang waktu itu berusia tepat 6 bulan untuk travelling ke luar kota Jakarta. Saya merencanakan untuk pergi ke Yogyakarta dan Surabaya bersilahturahmi dengan  keluarga disana. Dari Jakarta kita naik kereta malam untuk jurusan Yogyakarta, karena Abraham masih belum membeli kursi untuk duduk jaadi hanya Saya dan Suami yang membeli tiket, seminggu sebelumnya saya sudah memesan tiket untuk PP di sebuah minimarket dekat rumah. Perjalanan 8 jam dengan menggunakan kereta dari Jakarta ke Yogyakarta tidak begitu melelahkan, karena kami mengambil jam malam, dan beruntung kereta tidak terlalu penuh karena kami pergi saat hari kerja. Sesampainya di Purwakarta Abraham sudah tertidur, disusul saya dan suami tidur bergantian. Pagi hari kami sampai di Stasiun Tugu dan berjalan menuju Hotel. Kami memesan Hotel yang sederhana, sekitar Prawirotaman dengan harga 200rb rupiah permalam.

Memboyong tas gunung atau keril tak serta merta membuat suami lelah, dan saya juga mennyangklong tas selempang juga menggendong Abraham. Saat 6 bulan masih sangat leluasa, Abraham mulai bisa duduk sendiri dan perlahan merangkak, pagi kami mencari sarapan diluar dan makan di Hotel, mengajak main Abraham sambil mempersiapkan untuk berangkat ke Taman Pintar Yoggyakarta, Benteng Vredeburg, Keraton, dan menaiki becak juga kuliner malam di Malioboro sebelum kembali ke Hotel. Diperjalanan tidak ada masalah, justru saya menikmati perjalanan jauh bersama keluarga, menyiapkan makanan untuk Abraham juga segala kebutuhannya. Saat berkeliling di Yogyakarta saya hanya membawa tas kecil dengan berisi baju, minyak kayu putih, mainan,tisu basah,biskuit serta minum untuk Abraham.

Kami bermalam di hotel dan keesokan paginya langsung berkemas dengann membawa keril, untuk singgah ke rumah saudara kami di Jatisrono, tetapi sebelumnya kami ke Candi Prambanan, dengan menggunakan bus TransYogya. Sampai halte Prambanan, kami berganti menaiki andong atau kereta kuda agar mendapatkan suasana baru dan terasa banget ada di Yogya. Cuaca pagi menjelang siang agak panas, dan pipi Abraham sudah mulai memerah. Saya memakaikan Abraham topi dan menutupinya dengan menggunakan pashmina yang saya pakai. Pengalaman seru memasuki lorong Candi, menaiki tiap anak tangganya juga melihat Abraham yang begitu antusias dengan menunjukan ekspresi gembiran walaupun diterpa matahari.



Setelah puas di Candi, kami bermain bebas di taman sebelum menuju ke pintu keluar, kami makan terlebih dahulu sebelum melanjuutkan perjalanan. Perjalanan kami selanjutnya masih panjang, saya harus naik bus besar menuju Surakarta, dan lanjut dengan Bus lagi menuju Jatisrono untuk mengunjungi kerabat disana. Mengapa saya memilih menggunakan kendaraan umum, karena saya akan melihat sejauh mana saya dan suami bisa bekerja sama membagi tugas juga menikmati travelling dengan berbagai bentuk kondisi dan situasi. Mungkin bila melakukan liburan dengan segala fasilitas yang nyaman kami tidak belajar banyak hal dan saling peduli satu sama lain, tetapi dengan pilihan kami sekarang justru membuat kenangan yang makin bahagia yang bisa sebagai kenangan indah kami menjalin sebuah hubungan. Menilai pasangan tidak melulu pada saat mengalami peristiwa yang mudah atau menyenangkan, dengan kondisi yang sederhana juga apa adanya kami bisa merasakan kebahagiaan yang maksimal dan penuh cerita.


Untuk cerita selanjutnya mungkin akan saya ceritakan di pos berikutnya, bagaimana kami di dalam bus yang penuh sesak menuju Jatisrono, dan selama 3 hari merasakan alam asri disana, juga dilanjutkan dengan perjalanan ke Surabaya dengan menggunakan Bus yang kembali penuh sesak dalam perjalan kurang lenih 6 jam. Kembali pulang ke Jakarta dengan menggunakan Kereta dan  ternyata Abraham mengalami …, tunggu cerita selanjutnya ya bisa ditelisik Yogyakarta-Jatisrono
Spread the love
No Comments

Tinggalkan Balasan ke Mira Utami Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *