Mencari Sekolah TK di Depok

Berjejer baju TK-TK Babam dirumah hihi, awalnya sudah cocok waktu di Tangerang, pas pindah ke Depok yah mencari yang baru. Genap 5 tahun maret kemarin Babam mencari sekolah lagi setelah sebelumnya sekolah tapi lebih sering tantrum karena sekolahnya Renovasi.

Mencari sekolah emang kaya jodoh, mamih kira Babam akan mewariskan mamih yang gak terlalu rumit mencari sekolah mulai dari TK sampai Kuliah. Tapi Alhamdulillah ada perbedaan jadi mamih bisa belajar menjadi orang tua yang lebih sabar dan dekat mengenal karakter anak. Belajar kekhususannya dari Babam.

Gak kepikiran harus nabung untuk sekolah loh, memang tabungan penting dan jujur pikiran mamih baru kebuka kalau lebih baik saat TK di sekolah yang cocok dibandingkan nanti terlalu terlambat untuk mengenal minat anak.

Kaya mamih mau kuliah masih bingung, lulus kuliahpun bingung, sampai sekarang ngeblogpun bingung. Berasa jadi dirinya masih entah melayang dimana. Tidak masalah lalau tarik keringat untuk ngider-ngider nyari sekolah. Berikut mamih keliling di kawasan Depok, tapi gak sampai Sawangan yah.

Klo di Sawangan Depok mamih langsung memutuskan untuk sekolah di Depok Montessori School, gak terlalu pusing karena mamih sedikit menjajaki kalau disana bagus untuk karakter dan tipikal anak seperti Babam.

Memang Babam terlihat sama, biasa aja tapi kalau di gabungkan dengan anak-anak seusianya akan terlihat beda. Selain dari Gangguan Bahasa Ekspresifnya juga Gangguan Perilaku dan Interaksi sosial.

Harusnya masih panjang tahap terapi Babam, tapi mamih sedih belum sanggup lagi bolak balik Bandung, apalagi sampai pindah ke Bandung belum terlihat secercah harapannya. Sambil mencari dan mengejar harapan untuk lanjut terapi, mamih memutuskan untuk cari sekolah yang minimal bisa memahami Babam.

Berikut Sekolah TK di Depok yang mamih datangi :

Sekolah Konvensional dan International

Ada beberapa TK yang memang mamih coba kira-kira bisa gak nih Babam masuk ke tipe atau metode dengan berbaris, anak senyum penuh harap dan mengikuti perintah guru dengan seksama. Ayo duduk manis, lipat tangannya yah , yuk bu guru mau bercerita. Beberapa TK dekat sekali dengan rumah, seperti Aisyiah, Cambridge, Kinderfield.

Sayangnya semuanya mamih rasa tidak pas untuk Babam setelah kami datang. Bukan masalah tidak bagus tetapi ada tujuan yang berbeda anatara kami sebagai orang tua dan juga pihak sekolah Visi Misi nya sangat bagus daan pasti bertujuan mencerdaskan anak-anak Indonesia. Ketiganya memiliki bangunan yang kokoh, dan ruamgan yang sangat nyaman.

Nilai plus untuk Cambridge yang toiletnya ada diruang kelas juga ukurannya disesuaikan dengan anak-anak. Keamanan dan parkir di Kinderfield besar jadi kalau antar jemout tidak terlalu merepotkan. Untuk Bahasa ada yang full dengan Bahasa Indinesia dan kalau International tentu saja dengan Bahasa Inggris.
Biaya masuk atau uang pangkal untuk konvensional berkisar 1-4jtbulanan berkisar 150rb-400rb dan International 15 – 25jt, bulanan 2 – 3jt, iyap uang semua. Mbahnya sudah tertarik tapi mamih tidak mau memaksakan diri karena melihat kebutuhan pendidikan Babam juga harus disesuaikan dengan lingkungannya.

Sekolah Alam

Kalau papih udah deh kebayang antusiasnya kalau ceki-ceki ke sekolah alam, jadi ada dua pilihan antara Semut-semut kecil dan Sekolah Alam Indonesia. Tipe keduanya hampir sama hanya saja mamih merasakan alam banget pas di Sekolah Alam Indonesia.

Udah deh pilihan banget bisa disini, Babam pasti suka dan memang iyah langsung suka tanpa ada alasan lihat ghost, its scary, im sad dll. Langsung aja bisa tahu kalau ini adalah tempat yang cocok untuk Babam. Paling penting bisa menerima ABK seperti Babam, walau sebelumnya diharuskan trial dan tes oleh psikolog agar lebih detail tahu yang dibutuhkan untuk Babam.

Biayanya untuk keduanya berkisar 10jt dan bulanannya 500-800rb, menurut mamih ini masih masuk dalam perencanaan perhitungan keuangan rumah tangga.
Apakah pencaharian selesai ??? ouhh tentu tidak.

Sekolah Metode Montessori

Mamih sebenarnya jatuh cinta sama metode Montessori selain sebelumnya pernah mengajar di sekolah dengan latar belakang montessori, mamih paham metode ini pas untuk Babam tetapi mamih tidak memaksakan jika lingkungaan belum mendukung sepenuhnya.

Kalau di Depok ada Mutiara Montessori, Khayangan Montessori dan Akasia Montessori yang mamih rambahi. Ketiganya mulai dari bangunan sekolah seperti rumah, lingkungan dan tenaga pengajat bisa di kategorikan paham mengenai pengajaran Montessori untuk anak. Tetapi apakah paham mengenai ABK ?.

Setelah mamih berbincang dan berdiskusi mamih tidak meragukan ketiganya dalam fasilitas dan Tenaga Pengajarnya, tentu harus ada pertimbangan dalam memilih salah satunya. Mulai dari lokasi, biaya, jumlah murid, jam belajar dan beberapa hal yang lainnya.

Untung biaya masih berada di tengah-tengah, uang masuk berkisar 3-6jt dan bulanan 800-1,2jt ada yang sudah dengan makan siang ada yang belum jadi kesemuanya mamih pertimbangkan juga nih.

Papih sampai hampir putus asa karena di sela-sela kita mengunjungi sekolah Babam tantrum, selalu menolak dan berbagai perilakunya saat mengunjungi sekolah. Sampai berfikir yaudahlah ke Bandung lagi, ya mamih sih senang juga tapi memang masih berat karena jarak yang menurut kami jauh.

Kami sebagai orang tua juga tidak menargetkan macam-macam seperti Babam dituntut baca, tulis dan hitung daripada Babam tertekan stres dan malah tenggelam minatnya lebih baik mamih mengikuti alur dari karakter Babam sambil diberi arahan input positif, belajar antri, konsep mengalah, konsep sabar, lebih peduli dan beberapa kebiasaan baik. Kalau untuk kognitif mamih tidak terlalu mengejar yang harus juara 1, 2, bla bla bla melihat mamih dan papih bisa bersama kan dan masih fine fine saja walaupun sejarah persekolahan mamih dan papih beda, xixixi.

Babam menjadi tanggung, bisa meredam emosi, anteng itu sudah membuat mamih bahagia, namun sampai detik ini pun mamih sangat bahagia memiliki Babam.

Jadi sekolah dimanah ??
Yang pasti masih dalam pembiayaan yang menegah dan sesuai untuk kebutuhan Babam.

Semangat untuk para orang tua untuk memilih sekolah yang tepat untuk anak-anaknya, Indonesia masih sangat kekurangan sastrawan, seniman, ahli forensik, MC, Atlet, Sutradara, Penulis, dll.

Sampai jumpa di cerita Mencari Sekolah SD yang mungkin 1, 2, 3 tahun lagi.