Menjaga Semangat Kerja dan Meningkatkan Jenjang Karir
Berasa gak sih kalau tuntutan hidup semakin uwow, apalagi terpampang nyata barisan media sosial yang banyak menampilkan keglamoran hidup dan semakin membayangkan ada dalam posisi puncak karir.
Sadar gak sadar tampilan indah yang selalu lihat di timeline entah kuliner, olahraga mahal di gym A B C sampai Z atau pemandangan sudut dunia dari foto liburan yang terkadang terjebak dalam lingkarab konsumtif.
Ingin penghasilan bertambah ya bekerja. Tapi nyatanya gak hanya bekerja menggunakan kinerja otot tetapi juga cerdas memaksimalkan potensi.
Comfort Zone
Comfort zone foto dari mas imawan |
Sering sekali istilah comfort zone disebut-sebut, relatif memang bagaimana berfikir untuk mencapai wilayah confort zone ini. Ketika sudah merasa dalam posisi inipun sebenarnya ada sebuah potensi dalam diri yang belum sepenuhnya keluar.
Menjadi karyawan apapun bidangnya bisa mulai menggali.potensi agar seleksi dunia yang menyingkirkan ketika teknologi berkembang tetapi tidak di ikuti oleh SDM, akan membuat sebuah ketimpangan.
Seperti Ojek Pangkalan versis Ojek Online, juga pembayaran e-toll yang bisa menggelindingkan orang yang tidak mau belajar dan berlapang dada mengikuti arus juga kebutuham dunia digital.
Comfort zone bisa menjadi motivasi ataupun bumerang bergantung kesiapan mental dakam menanggapi sebuah kenyamanan dalam bekerja.
Bekerja “freelance” seperti mamih memang mengalami statistik yang naik turun, kalau gak dibarengi dengan mental yang ada mamih mental tuing jauh tertinggal. Jadi mau gak mau harus teru memperbaharui diri dan memupuk potensi serta fokus ada pekerjaan dengan maksimal.
Biasanya justru karena bebas mamih cenderung banyak indehoy dan bermalas ria, berbeda dengan santai tapi selesai.
Mengikuti Traning, Workshop, Seminar
Bersama mitra blogger yang juga member K-Link Indonesia |
berlomba-lomba sebuah perusahaan terus mengamplas para pegawainya untuk mengikuti perkembangan dalam dunia teknologi atau yang berhubungan pada bidang pekerjaannya.
Waktu mamih menjadi guru gak ketinggalan mengikuti berbagai pelatihan. Ternyata banyak sekali yang harus mamih ketahui untuk mendukung peforma menjadi guru. Contoh kecil, mengetahui apa itu disleksia yang harusnya diketahui semua guru sekolah dasar, tapi miris hanya 20% yang mengerahui apa itu disleksia. Hasilnya pendidikan juga tidak berjalan maksimal dan masih banyak ketinggalan dengan berbagai negara, bahkan negara tetangga.
Miris sih yang semangat ikut pelatihan juga bisa dihitung, dan harapan dari tujuan dari seminar tersebut waktu itu sayangnya tidak tercapai.
Sekarang menjadi freelancer, mamih wajib mengembangkan kemampuan dalam bidang yang berhubungan dan jelas mendukung pekerjaan yang kini mamih geluti.
Entah dalam keterampilan teknis atau perbaikan pikiran, mental agar terus beriringan positif mamih memilih seminar yang berada dalam lingkaran tersebut.
Beruntung saat menjadi blogger sering mendapatkan kesempatan menimba ilmu secara langsung dan mengetahui informasi seminar atau workshop.
Salah satunya ketika mamih juga menjadi member K-Link Indonesia. Mamih turut mengikuti perkembangan dunia MLM Syariah no 1 di Indonesia, dan mamih mengikuti salah satu seminar yang memiliki tempo 2 hari 2 malam dari pagi hingga malam diberikan suntikan kepercayaan diri dan motivasi menghadapi dunia digital saat ini.
Dare To be a Champion
Mamih dan papih bersama Dato Ruslan saat sesi wawancara mengenai Gen z |
Walaupun belum lama bergelut pada dunia MLM Syariah, mamih secara tidak langsung mengalami sebuah perbaikan diri dalam menelaah sebuah bisnis dengan konsep syariah.
Membuat orang lain sukses, bertutur kata dengan santun dan mengekuarkan ketegasan serta kepercayaan diri yang disesuaikan dalam situasi.
Ada perjalanan religi ketika mendalami sebuah busnis syariah karena berada dalam lingkungan yang positif dan kenyamanan ketika mengetahui sebuah bisnis MLM Syariah sesuai dengan syarat dan menjalaninya tenang.
K-Link Indonesia juga toleransi membuka ilmu untuk seluruh agama, suku, ras di seluruh Indonesia. Tidak mengherankan ketika ke Medan, Pontianak, Yogya bahkan ke Gorontalo juga Papua selalu banyak peserta dan member yang hadir menghirmati serta saling toleransi.
Jumat – Sabtu selama 2 hari tanggal 19 dan 20 Januari kemarin mamih berkesemparan mengikuti traning DTC atau Dare To Be a Champion. Traning ini berbayar kurang lebih 600ribu dan mulai dari pagi sampai malam selama 2 hari tidak boleh ada materi yang terlewat.
Saat simulasi |
Saat hari pertama mamih hadir tepat jam 8 pagi, lalu langsung masuk ruamgam yang dipenuhi sekitar 120 peserta. Ada beberapa yang terlambat dan memasukkan uang sebagai denda keterlambatan di dalam sebuah kotak walaupun tidak diharuskan tapi hal tersebut sebuah kesepakan dari peserta dan dapat di nilai bagaimana sebuah integritas di pertaruhkan (sedappp).
Lanjut Dato Ruslan yang biasa mamih sapa atau lengkapnya Dato Ruslan Ab Hamid. DTC sudah hadir dibeberapa kota salah satunya mamih mengikuti di Jakarta. mamih akan menceritakan gambaran umum mengenai acara ini.
Mamih menangkap traning ini sebagai mempertahankan momentum dan mempersiapkan mental saat akan menuju jenjang karir berikutnya. Sebenarnya traning ini cocok untuk di ikuti peserta umum yang siap melompat menuju prestasi karir yang lebih tinggi.
Ketika berada di sebuah kegemilangan karir manusia akan mudah lupa, terlena, dan kepercayaan diri yang dimiliki berlebihan sehingga menimbulkan sifat angkuh atau sombong. Tetapi ketika hati, pikiran terus berfikiran positif sudah memiliki pondasi yang kuat, hal negatif akan mudah untuk di tepis dan kembali pada pemikiran yang positif.
Jujur manusia sering lupa, dan khilaf begitu pula mamih yang setiap harinya melakukan kesalahan. Ketika terus diingatkan terus dilatih bagaimana memaksimalkan kekuatan pikiran akan bisa memiliki strategi pengenalan karakter juga kedamaian dalam diri sendiri.
Kita adala apa yang kita pikirkan, melihat sebuah gelas yg terisi setengah dannkosong setwngah, mempelajari bagaimana kita memandang suatu masalah, apakah kita justru berhenti dan menyerah atau menyelesaikan masalah tersebut dan menjadi pemenang.
Selama dua hari pemikiran mamih menjadi lebih terbuka dan merasa memiliki semangat baru untuk bisa melewati masalah dan tantangan pekerjaan. Begitu juga dalam dunia digital tidak bisa menghindari komen negatif atau nyinyir harus bisa di sikapi secara bijak dan bersahaja.
Bagaimana mengendalikan emosi, juga melihat situasi dalam dunia oekerjaan kalau kita tidak fokus dengan apa tujuan dan mimpi selama ini. Alahkag baiknya seminar ini diikuti oleh khalayak umum atau tidak hanya oleh member K-Link Indonesia.
Mamih sangat berharap dan menunggu K-Link Indonesia mengjadirkan sebuah seminar umu yang memotivasi sehingga nafas positif dari sebuah mimpi bisa terealisasi kepada masyarakat luas.
Terus belajar dan berani berbuat untuk bisa menghasilkan sebuah pencapaian dalam sebuah prestasi pekerjaan.
Wah kesempatan bagus tuh mbak bisa ikut serta dare to be champion K link,. Jujur saya juga pengguna K link, satu produk yang sering saya gunakan itu Klink Klorofil. Tapi baru tau juga kalau K link sudah menerapkan bisnis MLM syariah. Mudah2an some daya saya bisa ikutan Training dare to be champion.
sukses mamihh.. apapun bisnisnya, asalkan halal dan dikerjakan dengan tekun, Insya Allah akan ada hasilnya.
makasih sharingnya
saya baru tahu ada yang namanya MLM syariah, karena ada syariahnya pasti berbeda aturan mainnya dengan mlm konvesional,
sementara itu untuk K-Link saya sendiri sudah sering dengar, bahkan beberapa teman blogger di Medan pernah mereview acara K-Link di Medan dalam rangka Launching produk baru, saya lupa produknya apa, kalau ga salah vitamin gitu
Belajar di mana saja yaaak, seneng dech bisa mendapatkan pelatihan sehingga mampu memberikan kepercayaan diri yang kuat, trus semangat dech kerjanya. Sukses ya, mamih dan papih
Wah mamih aktif ya… orangnya…
Saya yang masih muda mlah kalah aktif…
Kadang saya selalu terdorong ikut-ikut seminar atau semacamnya…
Tapi…. entahlah… seperti belum ada petunjuk…
Jadi blogger mungkin cukup…
Hehehe