Sejenak Menangis, Pengalaman Jadi Guru Selamanya
Berbekal keyakinan, kami bersyukur setelah belasan sekolah sulit untuk mewadahi anak kami yang special dengan kebutuhan khusus. Ia bernama Babam, dan akhirnya tahun ajaran baru sudah masuk, kami siap untuk rela anak kami belum memasuki jenjang Sekolah Dasar. Sampai pada ada susulan penerimaan murid baru di Sekolah Alam Indonesia.
Singkat perjalanan kami diterima, dan sudah tahu bahwa anak kami dengan menggunakan Shadow Teacher dan biaya tambahan yang kala itu memang cukup tinggi. Tetapi kami yakin anak kami bisa difasilitasi dengan lingkungan yang sesuai.
Kami juga tahu aka nada perjalanan jauh untuk anak special kami ketempat yang sebelumnya belum pernah kami kunjungi dan ia pergi tanpa orang tua, hanya dengan teman dan guru-guru dalam waktu beberapa hari.
Perjalanan yang Istimewa saat berkunjung dan melakukan kegiatan konservasi alam ke Taman Nasional Way Kambas, dan menjadi sebuah cerita multi emosi yang anak kami alami.
Perjalanan Babam ke Taman Nasional Way Kambas
Kegiatan ini serta merta tidak hanya dengan membayar biaya sepenuhnya, tetapi anak-anak memiliki perjuangan sendiri. Mulai dari membuat video teaser untuk proposal sponsorship, membuka acara outbond dengan tiket berbayar, juga berjualan atau fund rising. Kegiatan tersebut guna memenuhi seluruh dana yang diperlukan untuk biaya perjalanan, konservasi juga berbagi di Taman Nasional Way Kambas.
Kami sebagai orang tua sudah berbesar hati anak-anak akan pergi selama 6 hari, kabar hanya kami terima dimalam hari berupa kesimpulan rangkaian kegiatan anak-anak pada hari itu. Jelas saya sangat berkecamuk entah bagaimana anak saya, apakah bisa mandiri, bagaimana jika ia lelah, bagaimana dengan trekkinf 10km yang dijalani, bagaimana makannya, apakah akan sakit dan pikiran lainnya.
Ternyata anak kami merasa sangat kangen dengan adiknya, ia selalu menangis ingat dengan adiknya dirumah. Perjalanan dari hutan ke hutan mampu ia lewati. Babam juga bercerita tidak mengalami tantrum yang terkadang sering terjadi.
Tetapi dengan berbagai peristiwa yang dialami, bertemu dengan alam dan langsung belajar ke habitat aslinya, ia merasa bahwa banyak hal menarik yang bisa dieksplor lebih banyak lagi, untuk memupuk wawasan lebih luas dan pengalaman berharga di kehidupannya.
Tidak apa-apa menangis sejenak, merasakan sulitnya berjalan kaki dengan bebatuan, rute yang menanjak dan keadaan tempat istirahat yang kurang nyaman, untuk bekal dan pengalaman selamanya yang akan dipetik nantinya.
Babam juga memiliki kisahnya, saya mencoba untuk membantu agar dia dapat menuliskan cerita, walaupun saat kelas 5SD kemarin masih kesulitan dalam merangkai kalimat ataupun membaca yang begitu panjang. Diagnosa ASD atau Austistic Spektrum Disorder membuat kami belajar lebih bijak dan menerima sebagai orang tua untuk terus berusaaha agar dapat mewadahi kebutuhan pendidikan anak agar ia bisa mandiri dan tangguh. Kami percaya dengan perjalanan yang dilakukan bersama Sekolah Alam Indonesia selalu ia penuhi dengan berbagai usaha dan benturan dalam hati, otak yang mungkin tidak dirasakan oleh anak-anak normal.
Perjalanan dari Depok ke Taman Nasinal Way Kambas dengan jalan berkelok, kapal laut yang memabukan atau menaiki jeep yang penuh dengan lumpur, rasa tidak nyaman tersebut coba ia lewati dan kami bangga dengan kesabaran dan usahanya untuk menyelesaikan perjalanan tanpa keluh kesah yang mengkhawatirkan. Ia hanya menangis karena kangen dengan adiknya yang masih kecil dan mungkin sering nia jahili.
Wajah letih pasti sangat terlihat, dalam raut yang mulai Nampak saat kami jemput di sekolah. Mengapa cerita ini indah? Karena kami tidak menyangka anak istimewa kami mampu melewati berbagai tempat yang indah, penuh gradasi bewarna karena tidak hanya melihat gedung perkotaan, tetapi Babam menatap langsung bebatua, pegunungan, laut yang menyapu pasir pantai juga hewan yang ia lihat secara dekat bola matanya.
Harapan kami ia bisa mandiri, mengingat kesulitannya dan memiliki kekuatan dan membersamai kehidupan yang penuh intrik atau realita tidak selalu menggembirakan. Kami bersedia dan siap menjadi orang tua yang bisa menjadi tempat bercerita, twmpat nyaman untuk pulang dan tempat yang selalu dirindukan.
Terimakasih untuk Sejenak Menangis, Pengalaman Jadi Guru Selamanya.
Foto dokumentasi Badak Gajah SD % Sekolah Alam Indonesia, Studio Alam